Oleh: Moh. Makhfal Nasirudin
Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Kesempatan berbicara mengenai pajak di depan para siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 7 Palembang mengingatkan saya pada masa ketika masih bersekolah di SMEA (kini SMK) beberapa puluh tahun silam. Situasi mereka sangat mirip dengan kondisi saya waktu itu.
Kegiatan yang digagas Balai Diklat Keuangan Palembang ini menghadirkan unit vertikal Kementerian Keuangan di Kota Palembang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan para siswa. Di bawah semangat relawan Kementerian Keuangan bertajuk “Besanak”, kami mencoba mengenalkan tugas dan fungsi Kementerian Keuangan.
Sekolah Rakyat merupakan salah satu program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto pada awal pemerintahannya.
Tujuan utamanya adalah mengatasi keterbatasan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu serta memutus rantai kemiskinan antar generasi.
Sekolah ini diharapkan mampu menghadirkan harapan baru bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin.
Dengan sistem asrama, tenaga pendidik pilihan, serta fasilitas terbaik seperti learning management system, smartboard, dan laptop, sekolah ini menjadi bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap mereka yang membutuhkan.
Siswa direkrut dari keluarga miskin ekstrem (desil 1 dan 2) berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Sekolah ini dikelola Kementerian Sosial dan melibatkan beberapa kementerian lainnya.
Melihat kondisi siswa, saya memutuskan tak membahas teknis APBN atau pajak secara mendalam.
Saya lebih ingin menularkan semangat agar mereka rajin belajar dan kelak bermanfaat bagi banyak orang.
Saya menyadari, dibandingkan saya dahulu yang berasal dari desa, mereka kini lebih beruntung karena telah mendapat akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.
Seharusnya masa depan mereka juga lebih cerah.
Optimisme terpancar kuat dari wajah para siswa SRMA 7 Palembang. Sebagai sekolah baru dengan peserta didik dari latar belakang serba terbatas, saya sangat kagum melihat perkembangan mereka.
Kepala sekolah bercerita banyak perubahan yang terjadi.
Siswa yang awalnya minder, kurang percaya diri, dan sulit diatur kini tampil rapi, aktif, serta penuh keberanian menjawab pertanyaan.
Momen ini mengingatkan saya bahwa investasi terbaik sebuah bangsa adalah pada Sumber Daya Manusia (SDM).
Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, melainkan perwujudan langsung dari dua pilar Asta Cita: memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi dan pendidikan; serta membangun dari desa demi pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
