Dalam kesempatan tersebut, Nur’aini juga menekankan pentingnya perubahan paradigma terhadap limbah. “Bagi sebagian orang, limbah adalah akhir dari suatu proses. Namun bagi orang bijak, limbah justru bisa menjadi awal dari peluang bernilai ekonomis tinggi,” ujarnya.
Diskusi semakin menarik dengan pengalaman langsung dari pembudidaya ikan. Winarso, perwakilan Pokdakan Air Putih Jaya Rejang Lebong, memaparkan potensi pemanfaatan usus dan jeroan unggas sebagai pakan alternatif berkualitas. Menurutnya, bahan lokal ini bisa menjadi salah satu komponen penting dalam penyusunan BMC untuk pengembangan pakan mandiri.
Melalui workshop ini, AKREL berharap pelaku usaha perikanan di Rejang Lebong dan Kepahiang dapat semakin mandiri. Pemanfaatan limbah biomassa sebagai bahan baku pakan diyakini mampu menekan biaya produksi, meningkatkan efisiensi usaha, sekaligus menciptakan ekosistem perikanan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
