Ditetapkannya Desa Sindang Jati sebagai Desa Pancasila, berdasarkan fakta-fakta di lapangan. Walaupun di desa ini terdapat suku dan agama yang berbeda, namun masyarakatnya mampu hidup berdampingan, menjalin kerja sama, memiliki semangat gotong royong yang tinggi, serta tidak ada konflik keagamaan.
“Tahun 2020 desa kami ditetap sebagai Desa Pancasila. Tentu hal tersebut merupakan prestasi penting bagi kami, karena mendapat apresiasi langsung dari pemerintah pusat. Tentu kami berharap, kerukunan yang sudah terjalin dengan baik, bisa terus terjaga dan bisa menjadi contoh bagi desa lainnya,” imbuh Fachrobin.
Moderasi Kerukunan Umat Beragama
Tidak hanya menarik perhatian Kepala BPIP, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, harmonisasi antar umat bergama di Desa Sindang Jati juga mendapat perhatian Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Republik Indonesia.
Pada tahun 2020, Kepala PKUB Kemenag RI, Nifasri mengunjung Desa Sindang Jati untuk bersilaturahmi dan bertatap muka dengan pemuka adat dan tokoh agama di desa tersebut. Dalam kunjungannya, Nifasri mengaku kagum melihat masyarakatnya Desa Sindang Jati yang hidup rukun tanpa memandang perbedaan suku, etnik, dan agama. Saling hormat menghormati, saling membantu satu sama lainnya. Apalagi setelah melihat jika di desa tersebut terdapat beberapa rumah ibadah, ada Masjid, Vihara dan Gereja sebagai simbol kerukunan yang nyata.
“Dari pertemuan PKUB dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat Desa Sindang Jati tahun 2020 lalu, akhirnya disepakati penandatanganan Prasasti Desa Sindang Jati sebagai kawasan moderasi dan kerukunan umat beragama oleh Bupati Rejang Lebong, Rektor IAIN Curup dan Plt. Sekjen Kementerian Agama RI,” jelas Fachrobin dengan ekspresi bangga.
Polri Bersinergi dengan Komunitas dan Ormas Keagamaan

Polri memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan umat beragama, terutama dalam hal pencegahan terjadinya konflik antar masyarakat. Polri melalui Polsek Sindang Kelingi, terus melakukan berbagai program dan kegiatan untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang damai, saling menghormati antar umat beragama, khususnya di Kecamatan Sindang Kelingi.
Kapolsek Sindang Kelingi, IPTU M. Dodi Mardiansyah, SH mengatakan, beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Polsek Sindang Kelingi dan jajaran seperti melakukan gotong royong membersihkan rumah ibadah, dengan melibatkan seluruh masyarakat lintas agama. Hal tersebut sebagai upaya untuk menanamkan rasa kepedulian dan saling menghargai antar umat beragama.
Kemudian, setiap perayaan hari besar besar agama, Polsek Sindang Kelingi bersinergi dengan masyarakat, menjaga keamanan setiap rumah ibadah. Dengan cara tersebut, tercipta rasa kepedulian dan rasa saling menghormati antar umat beragama.
“Setiap hari besar-besar agama, kami dari Polsek Sindang Kelingi diinstruksikan untuk menurunkan personel menjaga keamanan di rumah ibadah, dengan melibatkan masyarakat. Hal tersebut untuk menciptakan rasa kepedulian kepada sesama,” tutur IPTU Dodi.
Tidak hanya itu, Polsek Sindang Kelingi juga kerap mengadakan dialog antar umat beragama, dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Dialog tersebut dilakukan sebagai bentuk pencegahan sejak dini, terhadap potensi-potensi terjadinya konflik.
“Dialog tersebut, tidak hanya memperkuat hubungan antar umat beragama, tetapi juga membantu mengurangi prasangka dan stereotip yang sering muncul di tengah masyarakat,” jelas IPTU Dodi.
Sosialisasi dan Edukasi tentang Toleransi Beragama

Bukan hanya kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat, Polsek Sindang Kelingi juga berperan aktif mengadakan penyuluhan dan edukasi akan pentingnya toleransi antar umat beragama kepada pelajar. Biasanya, personel Polsek Sindang Kelingi langsung turun ke sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas remaja, menanamkan pemahaman akan nilai-nilai keberagaman.
Dengan cara tersebut, diharapkan generasi muda sebagai generasi penerus bisa menjadi individu yang toleran dan mampu menghargai antar pemeluk agama. Serta dapat menyebarkan nilai-nilai keberagaman kepada teman-teman sebaya.
“Kita juga melakukan penyuluhan dan edukasi kepada remaja, dengan cara mendatangi sekolah-sekolah dan kelompok remaja. Memberikan pemahaman akan nilai-nilai keberagaman. Kita berharap, generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang lebih toleran dan menghargai antar sesama,” tutur IPTU Dodi di sela-sela kesibukannya.
IPTU Dodi juga menjelaskan, bahwa sinergisitas dengan organisasi dan kelompok keagamaan menjadi bagian penting dalam menjaga kerukunan. Dengan membangun kemitraan, dia mengaku bisa lebih memahami dinamika sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Sehingga, pencegahan terjadinya konflik bisa diantisipasi sejak dini.
“Berbagai program kegiatan yang kami lakukan tersebut, selain dapat mempererat hubungan silaturahmi, juga untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Bukan hanya pencegahan terjadinya konflik agama, tetapi bisa lebih luas dalam hal menjaga ketertiban dan keamanan ligkungan masing-masing. Serta rasa kepedulian terhadap sesama,” pungkasnya.
Polri memiliki peran yang krusial dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Melalui kolobarasi dan sinergisitas dengan berbagai elemen masyarakat, diharapkan bukan hanya terciptanya keamanan lingkungan dan kesadaran hukum, tetapi juga dapat menciptakan ketentraman dan kerukunan antar umat beragama.***
Penulis: Widodo Waluyo
