“Tari kreasi adalah jembatan yang menghubungkan antara tradisi dan modernitas. Melalui tari kreasi, kita dapat menunjukkan bahwa budaya tradisional memiliki kekuatan untuk terus bertahan dan berkembang, memberikan kontribusi yang berarti bagi kebudayaan nasional,” tambah Dewi.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini adalah salah satu upaya pelestarian budaya yang dinamis, di mana generasi muda dapat mengekspresikan identitas mereka tanpa meninggalkan akar budaya asli.
Saat menyaksikan penampilan dari berbagai sanggar tari di wilayah tersebut, Dewi Coryati menyatakan bahwa tarian yang dipertunjukkan merupakan ekspresi kreasi tari yang berakar pada budaya Bengkulu. Hal ini tidak hanya menjaga nilai-nilai tradisional tetapi juga membawa inovasi yang mencerminkan semangat zaman dan kreativitas tanpa batas.
“Inilah bukti cinta para seniman kita terhadap warisan budaya, yang mereka padukan dengan sentuhan modern tanpa kehilangan esensi dari jati diri budaya kita,” jelasnya.
Di sisi lain, Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf, Edi Setyana, menegaskan bahwa kegiatan ini sangat positif karena dapat melestarikan seni tari tradisional di Provinsi Bengkulu agar tidak punah.

Baca Juga: Dukung Kelestarian Aksara Kaganga, Kemendikbudristek Beri Pelatihan di Rejang Lebong

“Selain mencegah kepunahan, kegiatan ini juga membantu mengembangkan seni tari sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ke depannya, kita berharap para pemuda lebih mengenal budaya daerah daripada budaya asing, serta lebih mengapresiasi makanan lokal daripada makanan luar,” tegas Edi.
Edi juga menyampaikan terima kasih atas inisiatif Dewi Coryati, anggota DPR RI asal Provinsi Bengkulu, yang telah menginisiasi kegiatan bersama Kemenparekraf di wilayah tersebut.
Pada kegiatan Bisa Fest Tari Tradisional Provinsi Bengkulu ini, juga diadakan materi seni tari oleh Nyoman Suko Utomo dan penampilan dari enam kelompok sanggar tari yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, yakni Sanggar Semulen Perjako, Sanggar Bumei Keme, Sanggar Gadis, Sanggar Genre Rejang Lebong, UKM Seni IAIN Curup, dan Sanggar Lutisya. (**)