
EKABAR.ID – Festival Tabut merupakan tradisi tahunan yang diselenggarakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut tahun baru Islam, berlangsung dari tanggal 1 Muharram hingga 10 Muharram.
Festival ini diselenggarakan untuk mengenang kematian cucu Nabi Muhammad, Al-Husain, yang syahid di Padang Karbala, serta untuk mengenang kejayaan Islam.
Tradisi Tabut sudah ada sejak tahun 1685 M dan pertama kali dijalani oleh Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo). Rangkaian prosesi upacara Tabut mencakup berbagai ritual seperti doa memohon keselamatan/pamit rajo agung, mengambik tanah, duduk penja, menjara, meradai, arak Penja, arak sorban, gam, tabut naik pangkek, arak gedang, soja, tabut tebuang, cuci penja, dan doa penutup.
Baca Juga: Masuk Karisma Event Nusantara 2024, Menparekraf Apresiasi Festival Bunga dan Buah Tanah Karo
Keseluruhan rangkaian upacara ini juga bercerita mengenai proses ditemukannya jasad atau potongan bagian tubuh Al-Husain yang mati syahid di Padang Karbala.
Seiring berjalannya waktu, prosesi upacara Tabut berkembang menjadi festival budaya yang tidak hanya terdiri dari rangkaian prosesi upacara saja, tetapi juga menampilkan berbagai macam lomba dan atraksi. Beberapa di antaranya adalah atraksi dhol, lomba ikan-ikan, tari kreasi dan telong-telong
Festival Tabut tidak hanya menjadi sarana untuk melestarikan tradisi dan budaya lokal, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara.
Dengan beragam kegiatan yang diadakan, festival ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menyaksikan dan merasakan langsung kekayaan budaya Bengkulu.
Melalui Festival Tabut, masyarakat Bengkulu tidak hanya mengenang peristiwa bersejarah dan keagamaan, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan menjaga keberlanjutan tradisi leluhur. Festival ini menjadi simbol harmoni dan kebersamaan, serta kesempatan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Bengkulu kepada dunia.
Baca Juga: Bukit Aslan Lampung, Destinasi Wisata Instagramable di Bandar Lampung
Berikut ini adalah jadwal Festival Tabut Bengkulu 2024 untuk diketahui, terutama bagi yang ingin menyaksikan kegiatan tahunan di Provinsi Bengkulu ini secara langsung:
1. Malam Pembukaan dan Ngambik Tanah: 6 Juli 2024 / malam 1 Muharram 1446 Hijriah.
2. Musik Dhol: 7-8 Juli 2024 / 1-2 Muharram 1446 Hijriah.
3. Tari Kreasi Tabut: 9-10 Juli 2024 / 3-4 Muharram 1446 Hijriah.
4. Duduk Penja: 10-11 Juli 2024 / 4-5 Muharram 1446 Hijriah.
5. Lomba Cerita Daerah Anak dan Menjara: 11-12 Juli 2024 / 5-6 Muharram 1446 Hijriah.
6. Fashion Show Disabel dan Arak Jari-Jari: 13 Juli 2024 / 7 Muharram 1446 Hijriah.
7. Permainan Rakyat Ikan-Ikan: 13-14 Juli 2024 / 7-8 Muharram 1446 Hijriah.
8. Lomba Mewarnai dan Gebyar Dongeng serta Telong-Telong: 14 Juli 2024 / 8 Muharram 1446 Hijriah.
9. Arak Gedang/Tabut Bersanding dan Malam Puncak: 15 Juli 2024 / 9 Muharram 1446 Hijriah.
10. Tabut Tebuang: 16 Juli 2024 / 10 Muharram 1446 Hijriah.
Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA, dalam sambutannya saat membuka acara Festival Tabut 2024 di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu pada Sabtu malam (6/7/2024), mengatakan bahwa Festival Tabut 2024 ini diharapkan memberikan kesan yang baik.
Rohidin menekankan bahwa budaya Bengkulu merupakan rangkaian kegiatan budaya daerah tahunan yang terus dilestarikan dan merupakan acara besar yang dapat dilaksanakan di wilayah kabupaten dan kota. Festival ini akan memberikan warna dan ciri khas yang kuat dari budaya daerah Bengkulu.
Baca Juga: Diserahkan Langsung Menteri AHY, Masjid Sunan Giri di Gresik Akhirnya Punya Sertipikat
“Pemerintah provinsi akan terus mendorong Festival Tabut ini karena akan memberikan sesuatu yang baik pada perekonomian promosi dan kemajuan daerah terutama pariwisata dan budaya asli daerah semakin di kenal masyarakat secara luas,” kata Rohidin.
Gubernur Bengkulu berharap bahwa melalui Festival Tabut 2024, kemeriahan akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Beliau berharap acara ini sukses dan membawa suka cita bagi warga, yang bisa mengenal budaya Bengkulu dengan merasakan langsung suasana di lokasi festival.
Masyarakat diundang untuk datang dan menyaksikan berbagai bentuk kreasi budaya serta ritual Tabut Bengkulu yang dilaksanakan selama 10 hari tersebut.(**)