
EKABAR.ID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan dukungan terhadap pelestarian aksara kaganga, yang merupakan warisan budaya suku Rejang di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Dukungan ini muncul setelah komunitas lokal di wilayah tersebut semakin aktif dalam upaya menjaga keberlangsungan aksara yang hampir terlupakan ini.
“Kami sangat mendukung upaya pelestarian aksara kaganga yang telah diinisiasi sejak tahun lalu. Tahun ini, antusiasme masyarakat tampak lebih tinggi,” ujar Staf Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek, Ratna Yunasih saat menghadiri pelatihan aksara kaganga di Rejang Lebong pada hari Senin (06/08/2024).
Ratna Yunasih menekankan bahwa kegiatan yang diinisiasi oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rejang Lebong ini memiliki dampak positif dalam membangkitkan kesadaran untuk melestarikan aksara kaganga di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.
“Dengan kegiatan ini, kami berharap ingatan tentang aksara kaganga dapat kembali terbangun, sehingga generasi muda terus mengenal dan melestarikannya,” tambahnya.
Ratna juga berharap kedepannya ada langkah lanjutan yang melibatkan kerjasama antara komunitas lokal dan pemerintah daerah melalui OPD terkait, dalam hal pengembangan dan pemanfaatan budaya aksara kaganga.
“Kami dapat memberikan dukungan anggaran, meskipun terbatas. Namun, inisiatif utama tetap berasal dari komunitas lokal. Kami tidak bisa hanya berfokus pada satu daerah atau satu aspek kebudayaan saja,” ujarnya
Sementara itu, Pengurus Daerah AMAN Rejang Lebong, Khairul Amin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengadakan pelatihan atau workshop pembuatan media informasi dan edukasi berbasis aksara kaganga suku Rejang. Acara ini berlangsung di Balai Desa Seguring, Kecamatan Curup Utara, dan diikuti oleh 60 peserta, yang terdiri dari mayoritas anak muda dan sebagian pengurus Badan Musyawarah Adat (BMA) dari delapan desa, termasuk Desa Air Lanang, Lubuk Kembang, dan Kayu Manis.
“Jika aksara kaganga tidak dilestarikan, dikhawatirkan akan punah. Oleh karena itu, kami berharap kegiatan ini bisa memotivasi anak-anak muda untuk turut menjaga warisan budaya ini,” kata Khairul Amin.
Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan cara menulis dari aksara Latin ke aksara kaganga menggunakan media digital. Ke depan, AMAN Rejang Lebong berencana untuk mendirikan sekolah adat sebagai wadah untuk mempraktikkan dan mengajarkan adat dan budaya, termasuk aksara kaganga, kepada generasi mendatang.(*)