Pemburu senior asal Musirawas Utara ini, memang terkenal memiliki reputasi sebagai pemburu harimau paling menakutkan. Namun sejak 2017, berkat pendekatan dan pembinaan dari lembaga konservasi satwa, Lingkar Inisiatif, Mawi pun berhenti.
“Dan kini, beliau telah menobatkan lebih dari 20 pemburu lainnya. Ini menarik,” kata Rohidin.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Haidir mengaku sejak lama pihaknya memang telah melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi. Bentuknya seperti pembentukan Kelompok Tani Hutan, dan skema program pemberdayaan. “Prinsipnya ke depan, apa yang telah dirintis para mitra konservasi akan terus kita kembangkan,” katanya.
//Bantuan Teiger Project
Di bagian lain, dalam rangkaian peringatan hari Harimau se Dunia di Madapi. Ketua Lingkar Inisiatif Indonesia Iswadi mengaku berhadarp ada keterlibatan lebih jauh dari pengelola TNKS untuk para mantan pemburu harimau.
Dengan begitu, upaya pendekatan dan pembinaan pemburu untuk meninggalkan aktivitas mereka bisa berkelanjutan dan menjadi praktik baik yang bisa dicontoh. “Kami kini berkolaborasi dengan Eiger, untuk bantuan peralatan tim patroli. Datuk Mawi, ikut didistribusikan, ini hal yang luar biasa. Mudah-mudahan ada keterlibatan pihak lain juga,” kata Iswadi.
Baca Juga: KPU Rejang Lebong Lantik 3 Anggota PPS Hasil PAW
Teiger Project, menjadi salah satu praktik kolaborasi yang kini diterapkan Lingkar Inisiatif untuk penyedia peralatan dan perlengkapan kegiatan di luar ruang. Selain bantuan berupa peralatan dan perlengkapan patroli harimau, Eiger juga terlibat dalam kampanye penyelamatan lewat pendistribusian plakat larangan berburu satwa di kawasan hutan yang dianggap rawan.
“Ini pertama kali di Bengkulu dan mungkin saja bisa menjadi contoh baik. Eiger telah mewujudkan kepeduian mereka pada para garda terdepan penyelamatan harimau sumatera,” kata Iswadi.(**)
